
Kurangnya informasi baru dapat mengubah persepsi waktu pada otak
Sebagai makhluk yang hidup di era digital, kita sering kali dikelilingi oleh informasi baru yang terus-menerus mengalir. Mulai dari berita terbaru, update media sosial, hingga pesan-pesan dari teman dan keluarga. Namun, tahukah Anda bahwa kurangnya informasi baru juga dapat memengaruhi cara otak kita memproses waktu?
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of California, Berkeley menemukan bahwa ketika otak tidak menerima input informasi baru, maka persepsi waktu seseorang bisa menjadi terdistorsi. Dalam penelitian ini, para partisipan diminta untuk melakukan tugas-tugas yang monoton dan membosankan tanpa adanya stimulasi baru. Hasilnya, para partisipan melaporkan bahwa waktu terasa berjalan lebih lambat dari biasanya.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa otak manusia memiliki kecenderungan untuk mengukur waktu berdasarkan pada berbagai informasi baru yang diterima. Ketika otak tidak menerima input informasi baru, maka waktu akan terasa berjalan lebih lambat karena tidak ada hal-hal baru yang dapat dijadikan titik referensi.
Dampak dari kurangnya informasi baru pada persepsi waktu ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seseorang sedang menunggu di antrean yang panjang tanpa adanya hiburan atau informasi baru, maka waktu terasa berjalan lebih lambat dan membuat orang tersebut merasa bosan dan tidak nyaman.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menstimulasi otak dengan informasi baru dan menantang diri sendiri untuk terus belajar dan menggali pengetahuan baru. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa persepsi waktu kita tetap terjaga dan tidak terdistorsi oleh kurangnya informasi baru.
Dalam dunia yang terus berkembang dan penuh dengan informasi, penting bagi kita untuk terus aktif dalam mencari dan memperoleh informasi baru. Dengan begitu, kita dapat menjaga keseimbangan otak kita dan memastikan bahwa persepsi waktu kita tetap terjaga dan tidak terganggu.